Tanggapan Cerpen "Kartu Pos dari Surga"

    Cerpen dengan judul "Kartu Pos dari Surga" bercerita tentang seorang anak yang di cerpen ini dipanggil dengan nama "Beningnya" menunggu kartu pos dari ibunya yang bernama "Ren". Ibunya yang bekerja jauh dari anak dan keluarganya rajin mengirim kartu pos untuk Beningnya. Suatu hari kartu pos tidak dikirim dan Beningnya bingung kenapa ibunya tidak mengirim kartu pos tersebut. Ibu Beningnya ternyata menjadi korban jatuhnya pesawat. Pembantu dan ayah Beningnya bingung harus bagaimana mengatakan yang sebenarnya kepada Beningnya karena ia masih kecil. Jenazah ibunya yang tidak dibawah ke rumah menjadi faktor sulitnya menjelaskan hal ini kepada Beningnya.

    Dalam cerita juga terlihat Beningnya yang selalu menanyakan dimana kartu posnya dan ayahnya hanya menjawab dengan alasan pengirim kertu posnya sedang sakit jadi belum sempat mengirim. Ada beberapa usaha yang dilakukan ayahnya seperti mengirim kartu pos palsu namun Beningnya menyadari bahwa itu bukan kartu pos dari ibunya. Cerita ini ditutup dengan kehadiran arwah ibunya ke kamar Beningnya dan memberikan sebuah kartu pos. Namun kartu pos itu terlihat berbeda dikarenakan kartu pos itu merupakan kain kafan dengan bekas bakar pada tepiannya.

    Sebetulnya dari judul cerpen ini sudah bisa tertebak bagaimana plot dari cerita ini, yang dimana sudah terlihat dari kata "surga". Perilaku tokoh dalam cerita ini juga mengarahkan plot menuju hal yang tertebak yaitu tentang kematian ibunya. Menurut saya hal yang cukup tidak tertebak adalah kehadiran arwah ibunya di dalam kamar Beningnya namun menurut saya hal itu bukan sebuah plot twist yang besar. Jadi untuk plot saya kurang puas dikarenakan saya sendiri menyukai plot yang memiliki unsur kejutan atau hal yang tidak tertebak sebelumnya, cerpen ini hanya seperti mengikuti plot yang telah dibangun dari awal.

    Untuk saya pribadi, saya kurang suka dengan penceritaan dari cerpen ini yang dimana telalu fokus ke kartu pos. Saya lebih suka bila cerpen ini memfokuskan ceritanya ke Beningnya dan bagaimana hari-hari Beningnya sampai ia mengetahui ibunya telah meninggal. Namun hal itu bukanlah sesuatu yang salah dikarenakan itu hak penulis, mungkin penulis dari cerpen ini ingin lebih memfokuskan cerita ke kartu pos untuk menunjukan bagimana rasanya mendapat kartu pos kepada pembaca dari cerpen ini. 

    Menurut saya yang membuat cerpen ini spesial adalah cerpen ini memiliki beberapa unsur genre seperti keluarga, komedi, dan juga horor. Walaupun memang genre yang sangat kental adalah keluarga, namun cerpen ini juga memiliki sedikit bumbu-bumbu komedi seperti pada saat menceritakan kisah masa lalu ayahnya. Ada juga bumbu horor seperti saat kedatangan arwah ibunya dan memberikan kain kafan. Penulis bisa memasukan genre-genre sampingan tersebut dengan baik tanpa menghapus genre asli dari cerpen ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senin, 2 Agustus 2021

Sinopsis Buku Omjay